-->
Friday, July 19, 2013

cerpen Catatan Sati dalam Sepenggal Kehidupan

IKLAN
oleh: Yessi Sri Mulyani

Di kesunyian malam dengan riuh piuh suara raungan srigala membuat malam semakin mencekam seakan menenggelamkanku dalam derasnya air mata, membuatku tak kuasa lagi untuk berucap seakan bibir ini tertutup rapat-rapat dalam keadaan membisu.

Dalam kegalauan hatiku selalu mengenangnya, mengingatnya, dia yang begitu ku sayangi, dia yang dulu membuat keceriaan di hati ku. dia yang selalu menghapuskan rasa lelah ku, dia yang takpernah memandangku dalam tangis, tetapi kali ini sudah tak dapat kutahan lagi derai butir-butir air yang jatuh basahi pipiku, basahi sekujur tubuhku, karena dia yang berubah begitu cepat sudah tak memperdulikan ku lagi.

"kring, kring, kring.... terdengar suara ponsel yang kugenggam, sekejap terdiam penuh harapan bahwa itu dirinya, ku buka pesan yang tertulis di ponsel ku.
"layanan RBT akan diperpanjang tiga hari lagi, biaya dikenakan Rp. 6.650 bla...bla...isi pesan di ponsel ku.
"Huh,,,menyebalkan "gerutukku di dalam hati"

Akupun mulai terhanyut dalam kesepian ku, kulihat sehelai gambar yang terbungkus indah di depan ku, kudekati, kusentuh dan kupeluk erat seakan kerinduan ini tak tertahankan lagi. kesadaran ku melemah, sayup-sayup mata yang kian memberatkan penglihatan ku membuat tubuhku terkulai lemah di ranjang ku. Akupun mulai bermimpi, berharap dia yang datang dalam mimpi ku.

Pagipun mulai menyapa, suara kicauan burung seolah damaikan suasana keindahan pagi, nyanyian-nyanyian ayam yang memekakkan pendengaranku membuat aku terjaga dari mimpi buruk ku. kuliahat semua berceceran di lantai kamarku, entah apa yang aku lakukan semalam, akupun kembali merapikannya. sesudahnya akupun mulai berkemas-kemas untuk segera meluncur ke kampus sebagaimana kegiatan ku sehari-hari belajar-dan belajar.

"Hai lis...ada apa dengan mu pagi-pagi sudah ngebanjiri jalan ini, bisa-bisa kami semua hanyut loh hehehe." siapa teman ku Ami.
"Hai juga Mi...ah lebai dirimu, aku tadi terkena debu tadi di perjalanan. Oh ya, gimana tugas dari pak Dodo, belum" sahut ku.
"oh belom lis..pusing aku mendeingan kita makan yuk, main, shoping atau nglirik cowok-cowok kece. hehehe" goda Ami..
"huh dasar su Ami, anaknya mami. hahaha sambung ku"

kamipun tertawa bersama, akupun kembali meluncurkan senyum dan tawaku yang selalu aku berikan kepada teman-teman ku. karena aku tak ingin bebankan fikiran mereka aktivitas belajar- mengajarpun berlangsung hingga jam kuliahpun berakhir. 

ku lihat jam sudah enunjukkan pukul 12:30 siang. Akupun segera pulang untuk melakukan ibadah, tapi sebelum pulang, ku periksa ponsel ku yang dari tadi bergetar berharap sesuatu yang indah darinya.

"Masa aktif kartu anda akan segera berakhir , segera melakukan pengisian ulang dan bla....bla. 
"Aahhhh
ingin rasanya aku hempaskan ponselku sedari semalam tak ada pesan yang mengenakkan hatiku. Aku terdiam sejenak, akupun mulai memainkan jemariku di ponselku.
Pesanku terkirim untuknya, kutunggu dan kutunggu balasan darinya, tapi tak kunjung tiba. Asaku mulai putus akhirnya akupulang dengan derai air mata.

Akupun bergegas meluncur kepemakaman kulihat orang-orang beriringan pergi meninggalkan pemakaman, berseragam serba hitam pekat berpayung hitam, sambilmengusap air mata, tapi tak terlihat dia yang di sana. 
"di manakah Lisa? fikirku dalam hati
perlahan-lahan kulangkahkan kaki ketempat dimana orang-orang berkunjung dan meninggalkan pemakaman itu. dengan nada penuh tangis kulihat nisan yang tertulis sebuah nama:

"Ninis Lisawamia 
binti mahmudin 18 desember 1992 wafat."

tertunduk kudiam membisu, berkulai lemas mengetahui keadaan ini, lisa ternyata telah pergi meninggalkan ku tanpa sepatah katapun, semua peluhku bercucuran basahi tubuh ini, tak sanggup membndung derasnya air mata ini, sungguh ku tak kuasa menahan perih dalam tangis ini. sungguh ingin ku maki diriku yang telah menyia-nyiakan dirinya. kenapa tak kubaca surat darinya lebih awal, rasa sesal terdalam ku. telah abaikan dia yang selalu menunggu ku, selalu setia menantiku tetapi aku tak kunjung menghampirinya. kutatap nisan itu penuh haru, kulihat selembar kertas terbungkus rapi tertaruh di nisannya,kubuka dengan tangan yang gemetaran mengisaratkan tak sanggup lagi untuk berdiri" 
kutaruh surat itu dengan cucuran air mata disisinya, berharap ada secercah harapan untuk ku. 
sepoi-sepoi angin mengiringi langkah ku, akupun berlalu meninggalkan pemakaman itu dengan penuh harapan, kan kutunggu semua itu hingga aku dapat melihat senyum indahnya dahulu. 

penyakit yang telah bersarang di dalam tubuhnya tanpa sepengetahuan ku membuatku semakin merasa bersalah, sekarang aku benar-benar merindukannya, tapi sampai kapan aku harus tersiksa akan perasaan ini. dan aku akan selalu menjagamu, dalam penantianku yang dahulu sia-sia dalam setiap gundah mu, walaupun aku hanya dapat menghampiri dalam pekatnya malam mu.

1 komentar:

aku yg punya cerita,,, kenapa judlnya gak pas

jika menyertakan link aktif diaggap sepam