-->
Monday, July 1, 2013

tahun 2030 Indonesia akan Defisit Energi

IKLAN
JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia diperkirakan sudah menjadi negara pengimpor energi pada tahun 2030. Hal ini disebabkan produksi energi domestik sudah tidak dapat lagi memenuhi konsumsi dalam negeri.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A Iskandar menyampaikan hal itu dalam paparannya pada acara peluncuran buku Outlook Energi Indonesia 2011 di Jakarta, Rabu (14/12/2011).
"Di satu sisi, kebutuhan energi domestik meningkat pesat mencapai 4,2 kali dari tingkat kebutuhan pada tahun 2009, tetapi di sisi lain kurang dapat diimbangi oleh produksi energi yang hanya mencapai 2 kali terhadap kondisi saat ini," ujarnya.
Pada tahun 2030, impor energi (semua jenis) akan mencapai 1,05 miliar setara barrel minyak (SBM). Jenis impor akan didominasi oleh impor bahan bakar minyak (BBM) sebanyak 57 persen, lalu diikuti minyak mentah (36 persen), dan elpiji (6,8 persen), sementara jumlah impor batubara amat kecil.
"Hal ini disebabkan ada kesenjangan antara kebutuhan energi domestik dan kemampuan produksi energi domestik," katanya.
Meski demikian, pada tahun 2030 produksi energi dari sumber-sumber energi baru terbarukan (EBT) berpeluang mencapai 524 juta SBM. Jenis EBT yang berpeluang besar untuk dikembangkan di masa depan adalah bahan bakar nabati dan listrik dari energi panas bumi. Pertumbuhan bahan bakar nabati yang sangat berarti diperkirakan terjadi setelah tahun 2020.

jika menyertakan link aktif diaggap sepam