Wiko Antoni
Lama nian, sudah,
Menyerakkan darah rindu di lorong waktu
Bertarung dengan sepi membalut luka
Genggam duri tak henti rintih
Cinta ini masih menikam, pilu.
Sang malam lukis wajah sang kasih
Perjalanan kian dekat pada henti
Masihlah bersalaman ikhlas dan dendam
Saat baring diperaduan, masih tanya tiba
Berapa harga kesetiaan dan kasih sayang
Mahal sungguh ditebus..
Ah....
Sulitnya nak hapus wajah itu
Saat jujur tersimpan. Dalam
Tegar ku hampa terhampas dinding kegelapan.
Ai, aduhai
Pusara jadi saksi kegagalan harapan
Di negeri ini kebodohan awal dari segala luka,
Termagu menuang ragu
Di tiap pucuk amarah. Nak entas kegamangan.
biar terang sekelilingku.
Galau.....
Bangko 11 may 2013
jika menyertakan link aktif diaggap sepam