-->
Wednesday, July 3, 2013

Makalah Drama

IKLAN

BAB 1

PENDAHULUAN

        A.    LATAR BELAKANG


Pendekatan ekpresif tumbuh subur pada abad ke-18 dengan munculnya
aliran rokantrisme yang dikembangkan oleh Jean Rouseau. Pendekatan ekspresif berpandangan bahwa pengarang adalah  faktor yang paling penting dalam proses penciptaan drama. Dalam hal ini permasalahan yang timbul dalam pendekatan ekspresif ini adalah  cara pandang manusia dalam dirinya. Berdasarkan pandangan tersebut maka pengetahuan peran pengarang sebagai pencipta drama mulai dilupakan dalam pengelidikan karya drama.
Selain itu pendekatan pragmatis dalam hal ini juga akan dibahas, pendekatan pragmatis tumbuh dan berkembang dengan semakin diterimanya argumentasi para teoritis sastra yang mengemukakan metode presepsi sastra. Pendekatan prakmatis terpandang bahwa unsure penentu dalam pemberian makna sebuah karya sastra drama adalah pembaca. Tujuan penciptaan dari pengarang pada dasarnya untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat dan kenikmatan bagi pembacanya.
B.     PERMASALAHAN
Dalam hal ini permasalahan yang muncul dalam materi tersebut adalah:
       1)      Prinsip umum pendekatan ekspresif
       2)      Prisip umum pendekatan pragmatic
       3)      Prinsip penerapan pendekatan ekspresif
       4)      Prisip penerapan pendekatan pragmatis
  

BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan ekspresif berpandangan bahwa pengarang adalah factor yang paling penting dalam proses penciptaan drama.Pengarang penting karena ia pencipta. Sebagai pencipta berarti ia mendominasi drama dengan pikiran,perasaan dan pandangannya.Pengaranglah yang menentukan bagaimana ia berkeinginan dengan karyanya. Pengaranglah yang merencanakan unsure unsure drama,walaupun hasilnya terkadang tidak sesuai dengan perencanaan semula. Oleh sebab itu penyelidikan drama diperlukan pengaitan dengan pengarangnya.Walaupun pengaitan ini tidak mutlak diperlukan, namun jika hendak memahami sebuah karya drama dengan baik unsur pengarang tidak boleh diabaikan.


2.1. Prinsip Umum Pendekatan Ekspresif
Beberapa prinsip umum dalam penganalisisan drama dengan menggunakan pendekatan ekspresif adalah sebagai berikut:
1.      Drama sebagai sesuatu yang otonom tetap dihargai sebagai sesuatu yang terlepas dari pengarang yang menciptakannya. Keotonoman drama tidaklah berarti menghapus eksistensi pengarang sebagai pencipta: sebaliknya mengakui peran pengarang tidak pula mengurangi otonomi tersebut. Maksudnya drama bersifat berdiri sensiri akan tetapi drama bersifat otonom berarti menghapus eksistensi pengarang, karena peran pengarang tidaklah mengurangi keotonomannya tersebut.
2.      Ada keterkaitan logis sebagai salah satu faktor yang mendorong proses penciptaan. Imajinasi menyebabkan pengarang tidak sepenuhnya sadar dengan niatnya hendak diungkapkan melalui drama. Jadi pengarang dikaitkan dengan logika / perasaan yang tak lain adalah suatu faktor pendukung.
Sebuah karya drama tidaklah dipandang sepenuhnya mewakili pemikiran dan visi pengarang dari berbagai vareasi waktu dan tempat penulisan, dapat dianggap mewakili obsesi pengarang.Maksudnya seorang pengarang  
 
1.      menciptakan suatu karyanya tidaklah dipandang hanya dengan pemikiran dan visi pengarang dapat juga seseorang menganggap mewakili obsesi pengarang.
2.      Kepribadian pengarang dapat berhubungan dengan kepribadian tokoh drama ciptaannya,tetapi tidak dengan keseluruhan tokoh tokoh drama. Maksudnya kepribadian seorang pengarang dapat berhubungan dengan tokoh drama,tetapi dalam pencantumannya hanya dari beberapa tokoh saja,atau dapat juga penciptaan drama itu dilakukan berdasarkan adanya hubungan perasaan antara pengarang terhadap kepribadian tokoh.
3.      Besar atau kecilnya hubungan antara niat pengarang dengan makna muatan drama tidaklah dapat dijadikan tolak ukur berhasil atau kegagalannya sebuah karya drama. Maksudnya besar atau kecilnya hubungan antara niat pengarang dengan makna muatan drama jadi belum tentu dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan atau kegagalan sebuah karya drama, atau banyaknya makna dalam suatu drama tidak terlalu berpengaruh dalam keberhasilan suatu karya drama, tetapi yang terpenting adalah kaitan antara drama dengan pengarang itu  sendiri dalam kehidupanny.
4.      Unsur drama yang berhubungan dengan pengarang dapat berupa isi maupun srtuktur drama. Srtuktur drama ialah penggarapan bahasa didalam drama. Unsur yang paling menonjol berhubungan dengan pengarang adalah penokohan dan penggarapan bahasa  ( gaya bahasa ). Maksudnya adalah struktur drama adalah penggarapan bahasa didalam drama, unsure yang paling menonjol berhubungan dengan pengarang adalah penokohan dan penggarapan bahasa.
Pendekatan ekspresif dalam terapannya cenderung memanfaatkan psikologi, menurut  pandangan psikologi karya sastra drama identik dengan mimpi, karena keduanya muncul secara tidak didasari manusia ( seniman ). Maksudnya dalam terapannya cenderung memanfaatkan psikologi karya sastra drama identik dengan mimpi, karena keduanya muncul tidak didasari manusia ( seniman ). 

2.2 Prinsip Terapan Pendekatan Ekpresif 
Berdasarkan prinsip – prinsip umum diatas maka dalam  penerapannya harus diingat
beberapa prinsip terapannya berikut ini:

1.    Penganalisisan tetap dilakukan bertahap, artinya tetap menggunakan data yang terkumpul dari pendekatan objektif. Maksudnya suatu penerapan yang dilakukan oleh seorang pengarang harus menggunakan data terkumpul dari pendekatan objektif, agar hasil karya yang di buat lebih efektif, dan mudah difahami oleh pembaca.
2.   Data tentang pengarang dapat ditemukan melalui pengenalan kepustakaan dan koesioner. Maksudnya suatu data seorang pengarang dapat diketahui melalui pengenalan kepustakaan dan kuesioner, agar pengarang lebih mudah dikenal oleh pembaca dan karyanya lebih terkenal.
3.  Perumusan  tentang data kepengarangan dapat dijadikan pola pencarian dan penganalisisan karya dramanya. Jadi suatu data tentang kepengarangan dapat dijadikan pola pencarian dan penganalisisan karya dramanya, agar mudah dianalisis, oleh seorang pembaca.
4.  Betapapun keterkaitan karya drama dengan pengarang jika hanya dilihat dari sebuah karya sastra saja, tidaklah mutlak penggambaran kehidupan fisik dan spikis pengarang. Maksudnya kita melihat suatu karya drama dengan pengarang jika hanya dilihat dari sebuah karya sastra, belum tentu penggambaran dari sebuah kehidupan fisik dan spikis pengarang. Kadang, dari suatu karya itu dibuat oleh pengarang, akan tetapi ide yang dimunculkan oleh pengarang secara tiba – tiba.
                                   Penyelidikan sebuah karya drama tidaklah mencerminkan pengalaman dan
                              pengamatan pengarang, karena sebuah drama adalah pengalaman dan
                              pengamatan sesaat dari keseluruhan perjalanan hidup pengarang. Maksudnya
                              sebuah karya drama tidaklah mencerminkan pengalaman dan pengamatan
                              pengarang,
1.      karena sebuah drama adalah pengalaman dan pengamatan sesaat dari keseluruhan perjalanan hidup seorang pengarang, jadi perjalanan hidup seorang pengarang terlalu panjang, akan tetapi karya drama hanya sesaat dilakukan dari keseluruhan perjalanan hidup pengarang.
2.      Unsur drama yang kongkret berhubungan dengan pengarang adalah gaya bahasa. Jadi seorang pengarang membuat suatu karya drama cenderung kongkret berhubungan dengan gaya bahasa yang digunakan oleh seorang  pengarang.
2.3. Pendekatan Pragmatis  
Pendekatan pragmatis berpandangan bahwa unsur penentu dalam memberikan sebuah karya sastra – drama    
           – adalah pembaca. Makna drama bukanlah sebagaimana yang diniatkan pengarang, atau sekadar
               penafsiran simbol 
          –  simbol bahasa brama yang semata. Pembaca dianggap mempunyai peranan penting dalam
               menentukan makna drama. Hal ini disadari dengan adanya kenyataan berbeda
          –   bedanya pendapat dan penafsiran para pembaca terhadap karya drama yang sama.  
               Pendekatan pragmatis tumbuh dan berkembang dengan semakin diterimanya argumentasi para
               teoritis sastra yang mengemukakan metode persepsi sastra.


2.4. Prinsip Umum pendekatan Pragmatis 
Beberapa prinsip umum dalam penganalisis drama dengan menggunakan  pendekatan pregmatis adalah berikut :
1)  Sebagaimana pendekatan ekspresif dan memisis, pendekatan pragmatis ini tetap mengutamai keotonoman drama. Jadi pendekatan pragmatis ini sama halnya dengan pendekatan sebelumnya karena lebih mengutamakan otonomi suatu drama.
                              Pembaca pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga klasifikasi yaitu 
                              membaca      biasa yang membaca teks drama dengan pemberian
1) makna sebagimana tertulis; Pembaca pandai yang membaca teks drama dengan pemberian makna berdasarkan interprestasi tanda –  tanda didalam teks drama. Maksudnya suatu pembaca tersebut dapat mengidentifikasi dan menganalisis suatu karya drama yang telah dilihatnya.
2)  Perbedaan pembaca disebabkan adanya perbedaan horizon pembaca terhadap drama berdasarkan pembacaannya yang terdahulu dan pengalaman budayanya. Jadi pengalaman budaya seseorang dapat mempengaruhi pembaca pada suatu karya sastra, karena hal itu mencerminkan budaya seseorang.
3)  Penyelidikan secara objektif tetap diperlukan karena efek sastra terhadap pembaca ditentukan oleh hubungan antar unsur intrinsik drama dengan horizon harapan pembaca. Hal itu dikarenakan sastra terhadap pembaca ditentukan oleh hubungan antar unsure intrinsik drama dengan horizon harapan pembaca.
4)  Orientasi pendekatan pragmatis tidaklah untuk menentukan kualitas estetik suatu teks drama, tetapi menyelidiki penerimaan dan reaksi pembaca dan masyarakat terhadap suatu karya drama.
5)  Pembaca di dalam proses pembacaan kecenderungan mengidentifikasi dirinya dengan tokoh drama tertentu, sebaliknya ia akan mengontradiksi dirinya dengan tokoh drama tertentu. Maksudnya kualitas estetik yang dimaksudkan adalah bagaimana penalaran suatu drama yang di lihat suatu pembaca.
6)  Pembuktian dan penyimpulan akhir penganalisisan haruslah memperhitungkan keseluruhan data kuesioner dari totalitas permasalahan dan konflik drama. Maksudnya data kuesioner yang di maksud adalah data – data mulai dari masalah yang akan timbul hingga akhir suatu drama tersebut, itu dilaksanakan sebagai pembuktian kesimpulan dari analisis suatu drama.
2.5 Fungsi Terapan Pendekatan Prakmatis 
       Berdasarkan prinsip umu diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan pragmatis 
meliputi dua tjuan analisis utama, yaitu penelusuran pemahaman dan relasi pembaca, serta 
penelusuran pengaruh drama terhadap pembaca.Prinsip terapan dalam penelusuran pemahaman dan relasi pembaca adalah sebagai berikut:
1) Permasalahan drama dirumuskan berdasarkan teknik analisis objek baik melalui penelusuran penokohan,maupun melalui penelusuran peristiwa dan motif.
2)   Bertolak dari permasalahan drama,  maka disusunlah koesioner. Sedapatnya dari sebuah permasalahan disusun tiga buah koesioner.
·     Kuesioner pertama mempertanyakan bagian  teks drama tentang permasalahan yang hendak ditanyakan, jawabannya dengan menyediakan alternative interpretasi penganalisisan.
·     Kuesioner kedua menyangkut akibat dari permasalahn yang diajukan semula dengan alternatif jawabannya yang sesuai dan kontradiksi dengan data teks.
·     Kuesioner ketiga menyangkut pertanyaan pendapat dan penilaian pembaca terhadap akibat permasalahan. Dalam hal ini menyangkut penilaian subjektif pembaca.
3)  Responden pembaca haruslah diambil secara merata dan seimbang dari keragaman pembaca biasa, pandai, dan ideal. Maksudnya agar suatu pembaca tersebut dapat seragam antara pembaca biasa, pandai, dan ideal maka harus disesuaikan supaya menjadi merata dan seimbang.
4) Jawaban responden tidak harus dibatasi pada satu pilihan jawaban saja. Sebab penelusuran hanya merupakan kemungkinan interprestasi pembaca dan bukan ketetapan interpretasi pembaca.
5)  Jawaban responden dihitung secara kuantitatif. Maksudnya suatu jawaban dihitung oleh angka – angka. 
6) Pemahaman drama melalui proses kerja seperti ini pada hakikatnya membantu penganalisis untuk tidak gegabah memberikan penilaian akhir  terhadap kualitas drama. 
7)  Pembuktian dan penyimpulan akhir penganalisisan haruslah memperhitungkan
      keseluruhan data kuesioner dari totalitas permasalahan dan konflik drama. 
Langkah langkah pendekatan ekspresi.
1.      Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. 
2.    Guru memilih salah satu kelompok kemudian memberikan kertas yang berisi kalimat
       cerita yang menyedihkan. 
3.      Kemudian masing -masing siswa disuruh membaca dan memahami. 
4.      Dari pemahaman yang didapat, maka akan timbul ekspresi anak yang berbeda-beda. 
Langkah langkah pendekatan pragmatic 
1.      Guru membagi kelompok pada siswa. 
2.      Guru menyiapkan karya drama kepada setiap kelompok yang sama isinya. 
3.      Siswa disuruh membaca dan memahami dari isi cerita tersebut. 
4.      Kemudian dari membaca sebuah cerita tersebut maka anak akan mendapatkan makna yang berbeda beda terhadap karya drama tersebut.  


BAB III
PENUTUP

       1)      KESIMPULAN
Pendekatan ekspresif merupakan pandangan pengarang adalah faktor yang paling penting dalam proses penciptaan drama. Pendekatan ekspresif mempunyai prinsip umum serta cara penerapannya.Pendekatan pragmatis merupakan unsure penentu dalam pemberian makna sebuah karya sastra drama adalah pembaca. Pendekatan ini juga mempunyai beberapa prinsip umum serta penerapannya.
       2)      SARAN
Makalah ini dibuat sebagai tugas kelompok  mata kuliah telaah drama. Diharapkan makalah ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik baiknya, sebagai bahan ajar dan ilmu tambahan bagi pembaca, pendengar maupun penulis itu sendiri.
    

DAFAR PUSTAKA

WS, Hasanuddin. 1996. Drama karya dalam dua dimensi kajian teori,sejarah dan analisis. Bandung: angkasa. 

jika menyertakan link aktif diaggap sepam