teknik pengajaran bahasa yang sering digunakan guru bahasa Indonesia, termasuk disekolah dasar, seperti teknik 1) teknik penugasan, 2) teknik diskusi, 3)teknik bermain peran, 4) teknik Tanya jawab, 5) teknik latihan, 6) teknik bercerita, 7) teknik karya wisata, 8) teknik bisik berantai, 9) teknik bertanya, 10 teknik wawancara.
Dalam penelitian ini penulis lebih menitik beratkan penggunaan teknik bermain peran untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan standar kopetensi berbicara.
Dalam penelitian ini penulis lebih menitik beratkan penggunaan teknik bermain peran untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan standar kopetensi berbicara.
6. Teknik Bermain Peran
“teknik bermain peran adalah suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik”. Zaini.dkk (2008:98) dikemukakan oleh Hamalik (2010:214) bahwa bermain peran merupakan pengajaran yang berdasarkan pengalaman, yang pada umumnya menggunakan strategi ini karena berkenaan dengan kesempatan komunikasi interpersonal di dalam kelas. Di dalam bermain peran guru menerima peran non interpersonal di dalam kelas. Siswa menerima karakter, perasaan dan ide-ide orang lain dalam situasi yang khusus.
Dijelaskan oleh Zaini (2008:98) bahwa Aspek utama dari ppengalaman bermain peran diantaranya: 1)mengambil peran (role taking) disebut tekanan ekspektasi sosial terhadap pemegang peran, 2) menbuat peran (role making) yakni kemampuan pemegang peran untuk berubah secara
dramatis dari satu peran ke peran yang lain dan menciptakan modifikasi, 3) tawar-menawar peran (role negotiation) yaitu tingkat dimana dinegosiasikan dengan pemegang peran yang lain dalam parameter dan hambatan interaksi sosial.
Adapun keunggulan dan kelemahan dari teknik bermain peran yang dikemukakan:
Muthoharoh (2010:2) keunggulannya 1) dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, disamping merupakan pengalaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan. 2) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias. 3)membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi, 4) dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri, 5) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan professional siswa, dan dapat menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja.
Sedangkan kelemahan
1. Memerlukan waktu yang relative panjang/banyak
2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak semua
guru memilikinya.
3. Kebanyakan siswa yang dituju sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu
4. Apabila pelaksanaan bermain peran mengalami kegagalan, bukan saja dapat member kesan kurang
3. Kebanyakan siswa yang dituju sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu
4. Apabila pelaksanaan bermain peran mengalami kegagalan, bukan saja dapat member kesan kurang
baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini
6. Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode bermain peran ini.
Adapun langkah-langkah penerapan teknik bermain peran dalam pengajaran adalah sebagai berikut:
1. Guru menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaannya, dan menentukan di atara siswa yang tepat
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini
6. Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode bermain peran ini.
Adapun langkah-langkah penerapan teknik bermain peran dalam pengajaran adalah sebagai berikut:
1. Guru menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaannya, dan menentukan di atara siswa yang tepat
untuk memerankan lakon tertentu, secara sederhana dimainkan di depan kelas.
2. Menerapkan situasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan
2. Menerapkan situasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga diceritakan jalannya peristiwa dan
latar belakang cerita yang akan dipentasskan tersebut.
3. Guru melakukan pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa
4. Setelah bermain peran itu dalam puncak klimaks, maka guru dapat menghentikan jalannya drama. Hal
3. Guru melakukan pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa
4. Setelah bermain peran itu dalam puncak klimaks, maka guru dapat menghentikan jalannya drama. Hal
ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan masalah dapat diselesaikan secara umum,
sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat dan menilai yang dimainkan. Bermain peran
dapat pula dihentian jika menemui jalan buntu.
5. Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya bermain peran
5. Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa catatan jalannya bermain peran
jika menyertakan link aktif diaggap sepam